Presiden ADB serukan aksi kolektif atasi tantangan di Asia Pasifik

Jakarta (ANTARA) – Presiden Asian Development Bank (ADB) Masato Kanda menyerukan aksi kolektif untuk mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi kawasan Asia dan Pasifik termasuk guncangan eksternal dan perubahan iklim, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan regional.

Hal itu diungkapkan Masato dalam Sesi Pembukaan Pertemuan Tahunan ke-58 Dewan Gubernur ADB di Milan, Italia, Senin (5/5/2025) waktu setempat.

“Guncangan eksternal, beban utang, dan perubahan iklim sangat membebani masyarakat dan perekonomian di kawasan ini. Namun, kami tidak memulai dari nol. Pertumbuhan tetap solid, perdagangan dan integrasi ekonomi semakin dalam, rantai pasokan semakin beragam, serta konektivitas dan inovasi digital semakin cepat,” ujar Masato, dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Masato menuturkan ketidakpastian yang dihadapi Asia dan Pasifik juga merupakan peluang untuk membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

“Ketidakpastian bukanlah alasan untuk mundur. Ini adalah panggilan untuk menjadi lebih berani, bergerak lebih cepat, dan bekerja lebih erat daripada sebelumnya,” tuturnya.

Pertemuan tahunan kali ini menyoroti empat area fokus yang menjadi pusat untuk mendorong perubahan transformasional di seluruh kawasan Asia dan Pasifik.

Pertama, untuk mengatasi kerentanan sistem pangan di kawasan ini, ADB akan meningkatkan pembiayaan untuk transformasi sistem pangan menjadi 40 miliar dolar AS pada 2030.

Dukungan tersebut akan memperkuat sistem pangan di seluruh kawasan, membangun ketahanan dari pertanian hingga pasar, melindungi alam dan keanekaragaman hayati, meningkatkan gizi, dan memacu pembiayaan agribisnis, dengan fokus pada pemberdayaan perempuan dan pemanfaatan teknologi.

Kedua, ADB berinvestasi dalam teknologi digital untuk meningkatkan akses ke pendidikan, keuangan, dan pasar.

Ketiga, ADB berinvestasi dalam memodernisasi dan menghubungkan sistem energi, termasuk kesiapan untuk memberikan komitmen hingga 10 miliar dolar AS guna mendukung pekerjaan pada ASEAN Power Grid.

Keempat, ADB memperdalam investasi untuk membangun ketangguhan dengan memperkuat infrastruktur, memulihkan dan melindungi ekosistem, serta membantu masyarakat yang rentan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

ADB juga menegaskan kembali komitmennya untuk meningkatkan pembangunan sektor swasta, dengan target untuk meningkatkan pembiayaan sektor swasta empat kali lipat menjadi 13 miliar dolar AS per tahun pada 2030.

Lebih dari 5.000 peserta bergabung dalam pertemuan tahunan ini di Milan, Italia yang terdiri dari perwakilan pemerintah, termasuk Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi.

Menteri Ekonomi dan Keuangan Italia Giancarlo Giorgetti dan Gubernur Bank Italia dan Ketua Dewan Gubernur ADB Fabio Panetta juga berbicara dalam Sesi Pembukaan, yang menekankan kemitraan Italia dengan ADB.

“Kolaborasi yang ditingkatkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih tinggi dan berkelanjutan, menghindari terwujudnya risiko-risiko negatif dan memitigasi kemungkinan konsekuensinya,” kata Giorgetti.

Ia mengatakan sebagai bank pembangunan multilateral terkemuka dan mitra terpercaya di Asia dan Pasifik, ADB telah berupaya mengatasi berbagai tantangan yang kompleks bersama para anggota dan mitranya, baik di tingkat regional maupun nonregional.

ADB adalah bank pembangunan multilateral terkemuka yang mendukung pertumbuhan inklusif, tangguh, dan berkelanjutan di Asia dan Pasifik.

Bekerja sama dengan para anggota dan mitranya untuk mengatasi tantangan yang kompleks secara bersama-sama, ADB memanfaatkan perangkat keuangan yang inovatif dan kemitraan strategis untuk mengubah kehidupan, membangun infrastruktur yang berkualitas, dan melindungi Bumi.

Didirikan pada 1966, ADB beranggotakan 69 negara, yang mana 50 di antaranya berasal dari kawasan Asia dan Pasifik.

Baca juga: ADB salurkan 39,2 miliar dolar AS untuk pembangunan Asia dan Pasifik

Baca juga: ADB proyeksi tarif AS tak berdampak serius terhadap ekonomi Indonesia

Baca juga: ADB proyeksikan pertumbuhan ekonomi Asia-Pasifik turun pada 2025

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses