Rosan: Eksyar harus dipercepat agar makin berkontribusi ke ekonomi RI

Harapannya kita bisa membuat (peran) ekonomi syariah ini lebih dalam, baik dari segi pasar modal maupun institusi syariah lainnya seperti perbankan, asuransi, pasar modal

Jakarta (ANTARA) – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara Rosan P. Roeslani memandang, pengembangan ekonomi syariah (eksyar) di Indonesia harus dipercepat sehingga dapat semakin berkontribusi positif terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.

We are heading on the right direction, tetapi kadang-kadang speed-nya saja kita harus akselerasi, sehingga peran dari ekonomi syariah ini bisa menjadi lebih besar (terhadap pertumbuhan ekonomi nasional),” kata Rosan dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 di Jakarta, Selasa.

Pada kesempatan ini, Rosan mengapresiasi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang konsisten menyelenggarakan GIFS sehingga memberikan dampak yang positif untuk perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Ia menilai, peran BSI sangat besar dan signifikan terhadap ekonomi syariah nasional dengan kontribusi BSI sebesar 50 persen dari total bisnis perbankan syariah di Indonesia.

Di sisi lain, saat ini pangsa pasar perbankan syariah baru hampir 9 persen dari total industri perbankan, sehingga potensi pertumbuhannya masih sangat besar.

“Kalau kita lihat memang itu sangat-sangat kecil, jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang 87 persennya itu orang muslim. Jadi, tentunya harapan kita ke depan seluruh perbankan syariah dan terutama BSI, bisa terus meningkatkan pangsa pasarnya. Di saat bersamaan bisa membantu financial inclusion yang saat ini baru 12,7 persen,” kata dia.

Rosan menjelaskan, saat ini struktur produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih didominasi oleh konsumsi domestik dengan persentase sekitar 53-54 persen dan diikuti oleh investasi dengan kontribusi sekitar 29 persen.

Ia berharap, peran ekonomi syariah semakin dalam sehingga mendukung PDB Indonesia dari sisi konsumsi maupun investasi. Apalagi, Rosan mengingatkan, Presiden RI Prabowo Subianto telah mencanangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2029.

Pada tahun ini, ujar Rosan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan sedikit berada di atas 5 persen yakni antara 5,2 persen hingga 5,3 persen. Menurutnya, proyeksi ini sejalan dengan prakiraan dari lembaga-lembaga dunia seperti Bank Dunia dan OECD.

Walaupun saat ini tensi geopolitik dan ekonomi global semakin meningkat, Rosan menyampaikan bahwa pengaruh kondisi ini bagi Indonesia tidak akan besar mengingat ekspor hanya menyimbang sekitar 2 persen dari total pertumbuhan perekonomian nasional. Meski dampaknya kecil, Indonesia tetap harus waspada terhadap berbagai risiko global.

“Harapannya kita bisa membuat (peran) ekonomi syariah ini lebih dalam, baik dari segi pasar modal maupun institusi syariah lainnya seperti perbankan, asuransi, pasar modal fixed income, maupun produk lainnya. Saya meyakini, dengan kolaborasi dan sinergi bersama dari pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan pihak lainnya, peran dari ekonomi syariah ini akan menjadi semakin besar,” kata Rosan.

Baca juga: Laba bersih BTPN Syariah tumbuh 18 persen

Baca juga: OJK: Bank syariah tetap perlu mitigasi risiko terhadap dampak tarif AS

Baca juga: BEI tingkatkan peran perempuan di pasar modal syariah

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses